Sunday, December 21, 2008

IKLAN

.....

Selengkapnya...

Thursday, December 11, 2008

MANASIK HAJI


SUASANA Alun-alun Kabupaten Kendal Kamis 4 Desember 2008, lain dari biasanya. Tempat yang biasa digunakan bermain anak-anak itu, berubah menjadi replika tanah suci Makkah. Di tempat itu, terdapat tiruan Kakbah, tiga lokasi untuk melempar jumrah, petilasan Nabi Ibrahim, bukit Shofa dan Marwa, serta sumur air zam-zam. Ya, tempat itu sengaja dibuat untuk manasik haji TKIT Robbani Kendal. Sekitar 125 siswa-siswi mengikuti kegiatan itu dengan dipandu guru-guru mereka. Terang saja, tempat itu menjadi ramai dengan kalimat-kalimat memuji kebesaran Allah Swt. ’’Labaik Allahuma labaik, labaik la syarika laka labaik, innal hamda wani’mata, laka wal mulk la syarikalak.’’
Rombongan pun di bagi beberapa kloter seperti layaknya rombongan haji betulan. Anak-anak yang masih belia itu, mengenakan pakaian ihram, mulai mengikuti prosesi layaknya ibadah haji. Pertama kali, dilakukan dengan wukuf di Arafah, sambil shalat taqdim qoshor zuhur dan asar, serta mendengarkan khotbah wukuf, selama wukuf, anak-anak terus terusa berzikir dan berdoa. Di tempat ini, segala macam doa akan diterima oleh Allah,’’demikian penjelasan yang disampaikan pemimpin rombongan.
Rombongan pun bergerak ke Muzdalifah untuk mabit (berhenti sejenak) mengambil kerikil. Barulah ke Mina untuk melempar jumrah Ula, Wusto, dan Aqobah. Keringat mulai bercucuran. Beberapa kali anak-anak terlihat membetulkan pakaian ihramnya yang melorot.


Setelah melempar jumrah, rombongan mulai tawaf tiga kali di Kakbah. Mereka juga diminta mencium hajar aswat. Lalu shalat sunah dua rakaat di Multazam atau petilasan Nabi Ibrahim, barulah minum air zam-zam. Siswa-siswi itu juga melakukan sa’i (berlari-lari kecil) tujuh kali dari bukit Shofa dan Marwa. Terakhir kalinya, melakukan tahalul atau memotong rambut. Kegiatan dimulai pukul 08.00 itu, berakhir pukul 10.00.

Pelatihan manasik haji ini untuk pengenalan rukun Islam ke-5 yakni ibadah haji. Kegiatan ini agenda rutin dua tahun sekali dari TKIT Robbani. Tujuannya, mengenalkan sejak dini kepada anak-anak sekaligus menumbuhkan semangat kebersamaan, ukhuwah Islamiyah dan syiar pada masyarakat.Harapannya, pelatihan ini akan membekas, kelak ketika anak-anak telah dewasa.
Orang tua pun turut diundang untuk menyaksikan acara tersebut, tidak ketinggalan juga pejabat setempat pun hadir memenuhi undangan. Tidak terasa mata ini pun berkaca-kaca, kapan dapat kesana memenuhi panggilanNya seperti yang dibacakan anak-anak itu ’Labaik Allahuma labaik, labaik la syarika laka labaik, innal hamda wani’mata, laka wal mulk la syarikalak.’’
Memang disamping mengenalkan sejak dini kepada anak hal tersebut juga diharapkan dapat menstimulus orang tua. Orang tua murid pun banyak yang berkasak kusuk, "masak anak kita sudah bisa ikut manasik haji, kita-kita kok belum". Namun ada juga yang berkasak, "saat ini aku sudah mampu, tapi nantinya itu lho aku belum siap", wah kalau yang ini sepertinya ia belum mau meninggalkan "dunia gelap"nya.

Dalam beberapa keterangan para jamaah haji sepulang dari tanah suci, mereka menjelaskan bahwa ibadah haji sebagian besar adalah ibadah fisik sehingga mumpung masih muda perlu untuk mempersiapkan itu semua. Memang ada benarnya pesan itu. Terkadang kita lebih mementingkan kebutuhan sekunder seperti merenovasi rumah yang berlebihan, beli kapling sana sini atau lebih mudah mengalokasikan untuk pembelian mobil daripada persiapan berhaji. Wah, aku belum ada panggilan nih ..."kapan dapat panggilan kalau ndaftar(nabung) saja belum"
Karena dari catatan beberapa sumber bahwa jika saat ini kita punya uang belum tentu kita dapat berangkat 2009 karena kursi 2009 sudah habis dan untuk 2010 tinggal beberapa ribu saja. Jadi segalanya perlu persiapan yang matang selagi kita diberi umur. Bapak, aku sudah naik haji", akupun terkaget dari lamunan, rupanya Lantip anakku sudah selesai ikutan manasik haji, baju ihram pun buru-buru minta untuk dilepaskan, rupa-rupanya terlalu kencang ikatan
diperutnya."Bapak kapan berangkat hajinya ya nak ....."
Selengkapnya...

sabily