Carut marutnya dunia perpolitikan di negeri ini juga tidak lepas dari uang, baik untuk memperoleh kursi(baca:kekuasaan) ataupun pasca perolehan kursi. Tidak sedikit dari pemeroleh kursi tersebut yang lebih berusaha mengumpulkan harta dibandingkan mengemban amanah rakyat yang dipercayakan padanya. Rakyat tidak menutup mata terhadap berbagai fenomena yang terjadi terhadap para "wakil"nya. Meskipun demikian kita tidak boleh menghakimi bahwa semua wakil rakyat adalah seperti itu. Jangan karena kasus-kasus yang dilakukan beberapa elite politik menjadikan "elite politik yang bersih dan jujur" mendapatkan vonis yang sama. Dibutuhkan kecerdasan, keobyektifan dan kearifan dalam menilai dan menghakimi seseorang. Hal tersebut dibutuhkan juga dalam "mencontreng" tgl 9 April 2009 esok.
Memang rizqi (baca:uang) harus dicari, kita mesti berusaha untuk menafkahi diri dan keluarga kita. Dengan harta yang kita miliki peluang bersedekah lebih luas, namun semua harus berada dalam koridor "kehalalan". Banyak fakta bahwa orang yang mencari rizqi dengan cara yang tidak halal tidak akan memperoleh ketenangan dalam hidup ini.
....
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(Qur'an Surat Ali Imron(3):14)