Tuesday, August 18, 2009

Unlimited Patient

Postingan ini muncul pada saat saya YMan dengan temen blogger, perihal sinyal Smart yang sering "ndat ndut" Karena banyak juga yang sudah pakai mengingat harga yang murah meriah, meski ada pepatah jawa "ana rego ana rupa". Sering sih mendengar keluhan para pemakai layanan ini, kurang cepat lah, sering error lah dsb. Dan komentar kita yang sama-sama pakai "sing sabar, pingin cepet ya ganti yang lain (*tapi mahal kan)". Terus apa sih hubungannya dengan kesabaran pada judul postingan ini? Itu hanya latar belakang nulis postingan lho.

Fenomena yang tak asing lagi bagi kehidupan manusia adalah "kesabaran ada batasnya". Benarkah kesabaran ada batasnya.
Terkadang untuk memacu semangat, kita sering menganggap diri kita tak terbatas. Kita sering mengambil jargon2 keren seperti “Unlimited ......” atau “surpase ur limit .....”. Seperti tawaran yang muncul dari beberapa iklan, misal "unlimited connection", ada juga yang "long life warranty". Tapi kenapa ketika bertemu sesuatu yang memaksa kita berurusan dengan sabar kita selalu berkata “sabar kan ada batasnya . . .”. Tak ada satu semangat sedikitpun untuk berusaha menganggap bahwa diri kita tak terbatas.
Lantas, siapa yang mengeluarkan pernyataan bahwa sabar itu ada batasnya ?? Orang-orang tua kita dulu, guru spiritual atau bahkan pakar Psikologi atau justru dari pernyataan "orang-orang yang sudah tidak sabar"???. Nah, sekarang mari kita kembali kepada apa yang diwahyukan oleh Allah SWT tentang sabar di dalam Qur’an.
Seperti dalam Surat Al Baqarah(2) ayat 286 : "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya"
Dari ayat ini jelas sekali bahwa Allah telah menjamin bahwa ujian yang diberikan kepada manusia adalah sesuai dengan kemampuan orang yang bersangkutan.
Namun, terkadang adanya ujian yang berat sering keluar dari lisan kita bahwa sabar itu ada batasnya Bahkan ada yang menghakimi bahwa kita boleh membalas suatu kejahatan dikarenakan kesabaran kita telah habis. Bahkan sering kita dengar/jumpai seseorang yang diberi ujian "semuanya sudah aku lakukan, amal baik, sholat malam namun semuanya kok mental/tak berhasil. Sabar mas, sabar ... "sabar, sabar .. aku sih sudah sabar sejak dulu".
Jika kita cermati kandungan makna dari ayat itu, kita akan mendapatkan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak terbatas dalam menghadapi suatu masalah. Kita telah dijamin mampu untuk menghadapi setiap permasalahan yang menerpa kehidupan kita. Hal ini diakibatkan karena Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan kita.

Lalu, kenapa terkadang kita sudah bekerja keras, memeras otak, untuk menemukan jawaban suatu masalah namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Kalau seperti itu bisa jadi kemampuan itu ada pada diri kita namun kita tidak sadar bahwa kemampuan itu ada, atau mungkin kita belum mengoptimalkan kemampuan itu. Begitu juga dengan sabar. Ayat di atas menjamin bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kesabaran kita, jadi dengan demikian tak ada masalah yang mampu menembus batas kesabaran kita. Namun kenapa kita selalu merasa batas kesabaran itu telah habis, jawabnya ada pada diri kita sendiri. yang jelas batas kesabaran kita tidak akan habis jika dihadapkan pada persoalan-persoalan di dunia.
Ayat yang lain dalam Surat Al Baqarah(2) ayat 45 "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu".
Dari ayat diatas dapat kita tarik pelajaran bahwa sabar adalah penolong.
Masih di Surat Albaqarah (2) ayat 155 "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang manfaat dan keutamaan sabar, hingga di Al qur’an terdapat 92 ayat yang mengandung kata sabar, dan kesemua ayat menjanjikan bahwa sifat sabar itu adalah sifat yang mulia dan mendapat keutamaan di sisi Allah SWT.

Jadi sebenarnya yang "unlimited" bukan iklan-iklan yang menggiurkan saja tetapi sabar juga UNLIMITED ... (dari berbagai sumber)

lihat wordpressku ??? Selengkapnya...

Friday, August 14, 2009

Kesadaran Kolektif

Di dalam kelas yang terbiasa curang, kejujuran akan disebut sebagi kesombongan hingga sangat sulit dilakukan. Tapi di kelas yang sadar akan arti kejujuran, kecurangan akan dipandang sebagai perbuatan memalukan. Jujur pun mudah diterapkan. Tinggal bersama keluarga atau lingkungan yang terbiasa berkata kasar dan jorok, susah untuk tidak kelepasan ikut-ikutan ngomong jorok. Tapi bersama orang-orang yang sadar bahwa akhlak mulia adalah sesuatu yang membuat manusia bernilai, berlaku sopan bukanlah hal yang sulit. Dan hidup di lingkungan yang terbiasa buang sampah sembarangan, berlaku bersih barangkali butuh pemaksaan diri, karena kebersihan akan dipandang sebagi idealisme yang merepotkan. Tapi di lingkungan yang sadar bahwa kebersihan adalah kebutuhan, bersih adalah suatu keharusan.
Dari contoh di atas, ada kesimpulan sederhana yang bisa ditarik. Yaitu, kebaikan akan lebih mudah dijalankan jika dilakukan secara bersama-sama. Berangkat dari kesadaran dan semangat yang sifatnya kolektif yang membentuk habitat utnuk kebaikan tersebut. Di dalamnya sebuah kebaikan akan menjadi sebuah kesepakatan tak tertulis yang harus dijalankan, Masing2 pribadi akan merasa ringan melaksanakannya karena orang2 disekitarnya mendukung, sadar dan seperti telah sepakat untuk melestarikannya.
Barangkali ini pula yang membuat ibadah shaum(puasa) terasa ringan bagi kita karena tinggal di negara berjuta muslim ini. Padahal shaum sebulan penuh itu bukan ibadah ringan. Jangankan orang dewasa, anak kecil saja banyak yang sukses menjalankan shaum sebulan penuh. Bandingkan dengan saudara kita yang minoritas disuatu negeri, shaum bukanlah amalan enteng.
Kita merasa ringan karena orang2 disekitar kita sadar karena mereka muslim dan sepakat bahwa Ramadhan haruslah dihormati. Makanya "tidak shaum" terkadang justru merepotkan dalam beberapa hal karena hampir semua orang melaksanakan shaum. Tak hanya itu kesadaran bersama seperti merasuk dan mewarnai semua yang ada disekitar kita. Menyebar hingga mampu merangsek dan menekan spirit2 jahat ahli maksiat yang mengajak kepada pelanggaran.
Dari sini kita sadari betapa pentingnya arti sebuah kesadaran bersama. Untuk itu jika kita ingin sebuah kebaikan menjadi ringan dalam pelaksanaannya, kita harus menyosialisasikan, mendakwakkan dan menyadarkan lingkungan akan urgensi kebaikan tersebut. Dan Ramadhan adalah waktu yang oaking tepat untuk memulainya. Bagaimana menurut anda ? (arrisalah)
lihat versi wordpressku???
Selengkapnya...

Sunday, August 09, 2009

Kursus singkat kehidupan

Kematian datang silih berganti, dari pejabat, orang biasa ataupun rakyat jelata tidak peduli siapa yang akan dijemputnya. Michael Jackson, Mbah Surip, Rendra, seorang ulama ataupun siapa saja termasuk orang yang melakukan kemaksiatan, semua itu menjadikan pelajaran b agi mereka yang masih hidup. Kapan kematian itu menjadi sesuatu yang berkualitas. Lantas yang seperti apa mati yang berkualitas itu ....??? Apa karena mati di tempat tidur yang enak, mati di tengah kemewahan, mati di pinggir sungai ataukah yang ekstrim mati terkena aksi bom bunuh diri ...?? Kiranya semua sepakat bahwa mati adalah proses berhentinya kehidupan dunia menuju kehidupan selanjutnya. Lantas yang seperti apakah yang berkualitas itu ? Menurut saya proses sebelum kematian itulah tolok ukurnya. Kalau selama hidupnya digunakan kepada hal-hal yang baik, sepanjang hidupnya untuk menghamba kepada penciptaNya sampai detik2 terakhir, kiranya itulah yang berkualitas.Jika selama hidupnya dari a sampai z , ia memaknainya sebagai ibadah, atau grafik yang dia capai dalam kehidupan selalu naik atau pada akhir kehidupannya grafiknya berada di atas, insyaallah dia berkualitas. Setiap peristiwa kematian akan mengingatkan kita agar di akhir moment itu kita berada di puncak kualitas, karena dia akan menghampiri yang dia ingini, siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dan memang "kematian menjadikan pelajaran bagi yang masih hidup"....
lihat versi wordpressku?? Selengkapnya...

Wednesday, August 05, 2009

Bangun dari tidur yang panjang

Rasa-ranya ini seperti kemalangan, tidak/belum membuahkan hasil, yang terjadi hanya dipenuhi dengan kesibukan. Mengharapkan hasil pancingan yang besar, tapi tidak didapatkannya malahan ikan-ikan kecilpun kembali masuk air.
Sudah beberapa saat, saya seperti hilang tertelan dari dunia perblogan, jangankan untuk menulis postingan, untuk blog walking saja sangat jarang bahkan bisa dikatakan tidak ada aktifitas sama sekali. Kegiatan yang biasanya untuk jalan-jalan bersilaturahim ke penduduk blogger menjadi jarang/tidak pernah kulakukan. Padahal silaturahim kan bisa memanjangkan umur. Apalah jadinya jika ada/banyak tamu yang berkunjung ke rumah namun tuan rumahnya tidak ada dan pesan-pesan pun terlambat membaca bahkan bisa jadi tidak terbaca. Tamu pun bisa berpikir, ini rumah sudah ditinggal pergi yang punya.
Padahal, kunjungan silaturahim antar blog merupakan kekuatan atau energi untuk menghidupi bangunan blog itu. Hal yang lucu kan, buat blog tanpa kunjungan (emang catatan pribadi, mendingan nulis di buku diary/harian saja, hiks )
Semuanya itu tentunya bukan tanpa sebab, semua terjadi karena tidak/kurangnya fokus terhadap 'sesuatu'. Pingin bisa ini, pingin bisa itu, pingin dapat ini pingin dapat itu, dan jadinya .... mentah semua. Ya ilmu sih wajib dicari, finansial juga, tapi tidak ada yang 100% ahli di segala bidang. Prinsip profesional dan spesialisasi terhadap bidangnya tetep perlu dijunjung tinggi. Seorang dokter tidak mungkin menguasai di semua bidang, pasti ada spesialisasinya.
Kenapa baru sadar sekarang ya .... pembaca semua, para blogger, ane minta maaf ya. Selengkapnya...

sabily