Friday, April 29, 2011

Waktu Terbaik Minum Vitamin

Ada yang mengatakan, vitamin sebaiknya dikonsumsi pada pagi atau malam hari. Ada juga yang mengatakan sebaiknya konsumsi vitamin disertai makanan padat.

Menurut Barbara Paulsen, Pemimpin Redaksi Majalah Health, konsumsi vitamin boleh dilakukan kapan saja begitu kita ingat. Sebab, hanya sedikit perbedaan manfaat yang diperoleh jika mengonsumsi vitamin secara teratur.

Bagi mereka yang ingin mengonsumsi vitamin secara teratur, ada baiknya menyimak beberapa tip di bawah ini:

* Konsumsi vitamin bersama makanan untuk membantu proses penyerapan oleh tubuh.

* Pil zat besi berdampak keras bagi perut. Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, ada baiknya mengonsumsi pil zat besi bersama makanan.

* Saat ini, vitamin E kebanyakan bersalut lemak. Untuk memperoleh manfaat lebih besar, konsumsilah bersama cairan berlemak seperti segelas susu.

* Lebih baik mengonsumsi kalsium berdosis 300 mg atau kurang, dibandingkan dengan mengasup kalsium dalam jumlah besar sekaligus. Ada baiknya menambah dosis 10 persen jika mengonsumsi kalsium bersama makanan atau biji-bijian karena bisa menahan proses penyerapan oleh tubuh. (sumber : kompas.com )
Selengkapnya...

Wednesday, April 27, 2011

Stroberi Penangkal Kanker

Siapa yang tidak kenal dengan buah segar ini. Rasanya yang asam-asam manis tak hanya enak dimakan tapi juga sering menjadi hiasan cake dan minuman. Dibalik rasanya yang asam, ternyata banyak sekali manfaatnya

Stroberi (fragaria vesca) pertama kali disemaikan di Brittany, Prancis, tahun 1740 silam. Selanjutnya buah ini semakin dikenal di dunia, termasuk di Indonesia.

Agar buahnya tetap segar dan manis, stoberi cocok ditanam di dataran tinggi. Tak hanya rasanya yang segar, si merah yang cantik ini menyimpan berbagai manfaat untuk kesehatan, diantaranya mencegah kanker.

Stroberi kaya akan kandungan fenol, seperti antosianin dan elagitanin. Warna merah menyala pada buah ini berasal dari kandungan antosianin yang juga berperan sebagai antioksidan untuk melindungi struktur sel dalam tubuh serta mencegah kerusakan oksigen pada organ tubuh manusia.

Antioksidan mampu mengurangi kerusakan sel akibat radikal bebas yang diduga berperan dalam pembentukan berbagai jenis sel kanker. Elatiganin dalam buah merah itu umumnya dikaitkan dengan penurunan tingkat kematian karena kanker.

Selain kaya akan kandungan vitamin C, stroberi juga merupakan sumber vitamin B5, B6, K, mangan, asam folat, kalium, riboflavin, tembaga, magnesium dan omega-3 asam lemak.

Beri ini juga dikenal dapat menekan peradangan yang ditimbulkan akibat rematik, osteoarthritis dan asma.

Salah satu studi menyebutkan, stroberi merupakan salah satu dari delapan makanan yang paling banyak dikaitkan dengan penurunan tingkat kematian karena kanker.

Selain daging buahnya yang bermanfaat, daun dan akar stroberi dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit sendi. Untuk mengobati kulit yang terbakar, stroberi dapat dimanfaatkan dengan mengoleskan buahnya pada bagian yang sakit.

(dari berbagai sumber, suaramerdeka.com dll)

Selengkapnya...

Tuesday, April 26, 2011

Manfaat Petai

Jika mendengar kata petai (pete), pasti yang ada di pikiran Anda adalah sayuran yang apabila dimakan akan membuat nafas berbau tidak sedap. Bahkan, tidak jarang, Anda akan menyingkirkannya jika menemukan dalam makanan.

Petai atau di beberapa tempat disebut mlanding adalah tanaman yang berasal dari negara tropis, seperti Indonesia. Sayuran dengan buahnya yang menimbulkan bau khas ini, termasuk dalam suku polong-polongan. Tanaman yang memiliki nama latin parkia speciosa biasa disajikan sebagai campuran masakan atau dihidangkan sebagai lalapan.

Namun sayur yang biasa menjadi pelengkap beberapa masakan tradisional dan sambel asli Indonesia ini ternyata memiliki banyak manfaat yang mungkin belum pernah Anda duga sebelumnya.

Sumber gizi penting

Penelitian menunjukkan bahwa buah petai memiliki kandungan sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Ketiga zat ini adalah gula alami yang bisa menghasilkan energi instan bagi mereka yang mengkonsumsinya. Bahkan, kandungan protein dalam petai empat kali lebih banyak daripada apel. Selain itu, kandungan karbohidrat, fosfor, vitamin A, zat besi dan vitamin serta mineral lainnya dalam petai juga masih lebih banyak bila dibandingkan apel.

Atasi anemia

Anemia biasanya ditandai dengan gejala-gejala seperti tubuh lemas, letih dan kurang bersemangat. Anemia juga menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan konsentrasi dan nyeri pada persendian tulang. Hal ini, terjadi karena tubuh kekurangan zat besi. Kandungan zat besi yang tinggi dalam petai sangat bermanfaat untuk mengurangi anemia atau kurang darah.

Kurangi depresi dan stres

Ketika Anda mengalami stres atau bad mood, itu tandanya Anda kekurangan triptofan. Triptofan adalah suatu asam amino esensial yang apabila dikonsumsi, maka akan diubah menjadi serotonin, yang mampu mempengaruhi sistem kerja saraf dan berfungsi memperbaiki mood.

Stres juga berisiko mempercepat metabolisme tubuh dan mengurangi kalium dalam tubuh. Kalium berguna menstabilkan detak jantung dan memperlancar aliran oksigen ke otak. Untuk itu, ketika stres, Anda memerlukan lebih banyak kalium untuk tubuh. petai memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi.

Menyehatkan mata dan meningkatkan konsentrasi

Petai memiliki kandungan vitamin A yang cukup tinggi, yaitu 200 IU per 100 mg. Seperti diketahui, vitamin A bermanfaat untuk menjaga kesehatan kornea mata. Kalium dalam petai juga dapat meningkatkan konsentrasi dan kemampuan otak sehingga baik untuk membantu mereka yang kesulitan dalam belajar.

Mengurangi tekanan darah tinggi dan mencegah stroke

Kandungan kalium yang tinggi, namun rendah garam dalam petai mampu menstabilkan detak jantung. Tekanan darah yang terjaga akan menurunkan risiko terserang penyakit jantung dan gejala stroke. Bahkan The New England Journal of Medicine merilis hasil penelitian yang menyebutkan bahwa mengonsumsi petai secara teratur mampu menurunkan risiko kematian akibat stroke hingga 40 persen.

Memperlancar pencernaan

Serat juga banyak terkandung dalam petai. Serat atau fiber berguna memperlancar pencernaan. Bagi Anda yang sering mengalami gangguan pencernaan seperti konstipasi atau sembelit, mengonsumsi petai akan sangat membantu mengurangi penderitaan Anda. Petai juga memiliki efek antasid pada tubuh. Jika Anda merasa mual dan begah karena makan terlalu banyak, petai mampu mengurangi rasa sakit tersebut. (sumber : suaramerdeka.com)

Selengkapnya...

Monday, April 25, 2011

Manfaat Minuman Rumput Laut

MINUMAN dengan bahan dasar rumput laut ternyata bisa membantu kita agar tetap ramping lho. Ekstrak rumput laut ditengarai mampu menghalau nafsu makan.


Maka itu, pria dan perempuan yang minum ekstrak rumput laut alginat untuk sarapan, sepertiganya merasa kurang lapar saat makan siang jika dibandingkan dengan mereka yang minum minuman biasa.

Temuan ini bisa membuat kita merasa kenyang lebih lama sehingga bisa lebih mudah menolak makanan ringan di antara waktu makan, menurut laporan jurnal Obesity.

Peneliti Harry Peters dari Inggris mengatakan, "Memang ada banyak makanan dan program diet yang efektif dalam membantu mengurangi berat badan."

"Namun, banyak yang gagal dalam mematuhi aturan diet sehingga target pun sulit tercapai," katanya seperti dikutip oleh Daily Mail.

"Menunda rasa lapar setelah makan dapat meningkatkan kepuasan seseorang dalam menjalani program pengendalian berat badan."

Para peneliti dari Unilever lalu mengadakan unji coba dengan memberikan produk alginat dan kalsium, Slim-Fast, kepada para partisipan.

Mereka yang mengonsumsi banyak alginat dalam minumannya merasa 30 persen kurang lapar dalan 5 jam kemudian. Alginat juga tidak tidak memiliki efek apa pun.
Tautan
Partisipan mengaku mereka menyukai minuman tersebut. Alginat mengubah bentuk menjadi gel dalam asam lambung dan kalsium menambah ketebalan gel itu. Ini menciptakan perasaan kenyang serta menyimpan makanan dalam perut lebih lama. (sumber : yahoo.com)
Selengkapnya...

Thursday, April 21, 2011

Daftar Kota Paling Sehat dan Kurang Sehat di Indonesia

Beberapa daerah diketahui memiliki beban masalah kesehatan yang berbeda-beda. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kemenkes diketahui 10 peringkat kabupaten/kota dengan indeks pembangunan kesehatan yang baik dan buruk.

dr Triono Soendoro, PhD selaku staf ahli menteri kesehatan bidang perlindungan faktor risiko kesehatan dalam acara Pencanangan Kegiatan Riset Operasional Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) dan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) di Gedung Kemenkes, Kamis (21/4/2011) ada 440 kota yang disurvei.

Peringkat 10 kabupaten/kota dengan nilai indeks pembangunan kesehatan teratas dan terbawah adalah:

10 Kabupaten/kota peringkat kesehatan teratas
1. Kota Magelang
2. Gianyar
3. Kota Salatiga
4. Kota Yogyakarta
5. Bantul
6. Sukoharjo
7. Sleman
8. Balikpapan
9. Kota Denpasar
10. Kota Madiun

10 Kabupaten/kota peringkat kesehatan terbawah
431. Mappi
432. Asmat
433. Seram Bagian Timur
434. Yahukimo
435. Nias Selatan
436. Paniai
437. Manggarai
438. Puncak Jaya
439. Gayo Lues
440. Pegunungan Bintang

"Saat diumumkan 10 peringkat terbawah tidak berarti semuanya setuju, ada satu yang protes dan melakukan riset sendiri. Tentu saja hasilnya berbeda karena metodologi yang digunakan berbeda," ujar dr Triono Soendoro, PhD.

Penetapan peringkat ini berdasarkan nilai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). IPKM ini adalah indikator komposit yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan yang dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu Riskesdas (riset kesehatan dasar), PSE (pendataan sosial ekonomi) dan survei podes (potensi desa).

Berdasarkan 3 survei tersebut didapatkan 24 indikator yang masuk dalam IPKM yaitu:

Prevalensi balita gizi buruk dan kurang
Prevalensi balita sangat pendek dan pendek
Prevalensi balita sangat kurus dan kurus
Prevalensi balita gemuk
Prevalensi diare
Prevalensi pnemonia
Prevalensi hipertensi
Prevalensi gangguan mental
Prevalensi asma
Prevalensi penyakit gigi dan mulut
Proporsi perilaku cuci tangan
Proporsi merokok tiap hari
Akses air bersih
Akses sanitasi
Cakupan persalinan oleh nakes
Cakupan pemeriksaan neonatal-1
Cakupan imunisasi lengkap
Cakupan penimbangan balita
Rasio dokter
Rasio bidan
Prevalensi disabilitas
Prevalensi cedera
Prevalensi [enyakit sendi
Prevalensi ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut)

Sementara itu Menkes dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DrPH menuturkan program PDBK dan Rifaskes ini merupakan kombinasi antara pemangku kebijakan di tingkat pusat dan propinsi dengan pengamatan peneliti.

"Dengan kombinasi ini diharapkan bisa merumuskan upaya intervensi yang tepat dan efektif sehingga IPKM di daerah tersebut bisa diperbaiki secara bermakna," ungkap Menkes.

Dalam hal ini daerah yang termasuk peringkat bawah akan dipanggil untuk kumpul bersama dan mencaritahu kenapa hasilnya bisa jelek. Misalnya jika hasil RS dan Puskesmasnya bagus tapi status kesehatannya buruk mungkin karena tidak ada masyarakat yang berkunjung akibat transportasinya yang sulit.

"Hasil dari kedua kegiatan ini akan menjadi masukan guna penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan berbasis bukti (evidence base)," ujarnya.
sumber : http://health.detik.com/
Selengkapnya...

Monday, April 18, 2011

Khasiat Sirsak #4 : Resep Sirsak

1. Relaksasi dan membuat tidur
Tiga lembar daun sirsak. Cuci daun sirsak, masukkan dalam secangkir air panas lalu diamkan selama 5—10 menit. Setelah itu angkat daun. Untuk menambah citarasa, tambahkan gula dan beri perasan jeruk lemon.

2. Bisul
Ambil 15—30 g daun sirsak segar. Cuci bersih lalu peras sampai keluar ekstrak. Minum ekstrak daun sirsak 3 kali sehari. Ampasnya untuk mengompres bisul.
Bila direbus, masukkan 10 g daun sirsak kering dalam 3 gelas air. Angkat sampai menjadi 1 gelas air. Setelah itu minum 3 kali sehari.
Cara lain: ambil segenggam daun sirsak. Tumbuk sampai halus lalu taruh di sekeliling bisul. Biarkan sampai mengering. Ulangi sampai bisul pecah. Setelah itu oleskan antiseptik.

3. Antikejang
Rebus 7 lembar daun dalam 3 gelas air. Saring sampai menjadi 1 gelas. Tambahkan sedikit gula merah dan garam. Minum setengah gelas setiap pagi dan sore hari.

4. Pengobatan tradisional di Belize, Amerika Tengah.
Menurunkan panas: Rebus daun sirsak atau minum teh daun sirsak. Cara lain,taruh beberapa lembar daun sirsak dalam bak mandi.
Cacar: Remas daun sirsak segar, oleskan ke kulit.
Rematik dan eczea: Blender daun sirsak muda sampai seperti bubur. Lulurkan ke kulit. Cara itu dapat meringankan penyakit.
Kaki bengkak dan pembengkakan lain: kompres bagian yang bengkak dengan daun sirsak yang dijadikan seperti teh.
Jus buah sirsak dapat mengatasi urethritis, haematuria and liver ailments

5. Keputihan

Campur 15 lembar daun sirsak dengan 5 ruas jari kunyit yang telah dipotong-potong. Lalu masukkan dalam air sebanyak 5 gelas, tambahkan garam, madu atau gula merah. Setelah itu rebus sampai jadi 3 gelas air. Minum rebusan 3 kali sehari masing-masing segelas.

6. Darah tinggi

Rebus daun sirsak dan rambut jagung manis (muda) dan minum 2—3 kali sehari.

7. Kolesterol
Ambil 3—5 daun sirsak lalu rebus dalam 3 gelas air. Angkat dan saring daun setelah menjadi 1 gelas. Minum secara rutin setiap hari selama sebulan. Cara lain: jus 50—100 g/hari buah sirsak. sumber : trubus online.com
Selengkapnya...

Saturday, April 16, 2011

Khasiat Sirsak #3 : Multikhasiat Sirsak

Sirsak sesungguhnya bukan barang baru dalam pengobatan tradisional di tanah air. Secara turun-temurun masyarakat mengonsumsi daun dan buah sirsak untuk menyehatkan tubuh. Masyarakat Aceh, misalnya, menyantap buah sirsak untuk mengatasi hepatitis. Selain itu mereka juga memanfaatkan daun sebagai obat batuk. Bagi etnis Sunda buah sirsak yang masih muda berfaedah sebagi penurun tekanan darah tinggi; daun, untuk menghilangkan mual, bisul, dan rematik.

Etnis Madura memanfaatkan buah sirsak untuk meredakan diare dan sakit perut. Adapun etnis Kutai memilih daun untuk mengobati diare. Masyarakat etnis Dayak percaya mengonsumsi buah sirsak menghilangkan mual. Secara empiris buah atau daun Annona muricata manjur mengatasi beragam penyakit. Daun berfaedah untuk mengatasi luka borok, bisul, kejang, jerawat, dan kutu rambut. Sedangkan buah graviola atau sirsak berkhasiat untuk mengobati disentri, empedu akut, dan kencing batu.

Untuk meramu daun sirsak relatif mudah. Pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Ervizal A. M Zuhud, MS, mengatakan untuk memperoleh khasiat itu kita dapat merebus daun dan membuat jus daging buah. Zuhud yang juga menjabat kepala Bagian Konservasi dan Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan IPB merebus 10 daun tua dalam 2 gelas air hingga mendidih. Setelah dingin, ia menyaring, dan hasil rebusan siap konsumsi.

Banyak herbalis yang meresepkan sirsak. Sarah Kiswanti, herbalis di Bandung, Jawa Barat, memakai daun sirsak untuk mematangkan bisul. Caranya, “Tumbuk daun lalu oleskan ke bisul. Setelah pecah, olesi bagian yang luka dengan antiseptik,” kata Sarah. Ia juga memanfaatkan daun sirsak untuk antikejang. Menurut herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana, daun sirsak memang tokcer mengatasi radang seperti bisul. Selain itu, “Daun sirsak dapat menyembuhkan keputihan, meluruhkan kolesterol, dan hipertensi,” kata Lina.

Sabar
Pasien memang perlu sabar hingga menggapai kesembuhan. Harap mafhum, layaknya herbal lain efek penyembuhan baru terasa setelah rutin mengonsumsi daun sirsak selama 1 bulan. Berdasarkan pengalaman Lina, daun sirsak dapat menuntaskan penyakit yang disebabkan radang dalam waktu 3 bulan. Dokter dan herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS juga sepakat. Menurut Willie penggunaan terapi kanker lebih lama lagi tergantung stadium.

Willie meresepkan daun sirsak dengan beberapa herba lain. Biasanya ia menggabungkan 3—4 macam tanaman obat. Harap mafhum, “Ada 2 tipe penyakit: panas dan dingin. Tipe yang sama berlaku untuk tanaman obat. Sirsak, bersifat netral sehingga cocok mengatasi radang dan kanker yang bersifat panas serta gondok bersifat dingin,” kata Willie. Gejala penyakit tipe panas tampak dari lidah merah, selaput kuning, nadi cepat, air seni pekat, dan demam. Sebaliknya, dingin dapat kelihatan dari selaput lidah licin dan urine bening.

Tanaman obat bersifat dingin adalah sambiloto, akar alang-alang, lendir lidah buaya, dan daun lotus. Sedangkan tanaman obat bersifat panas seperti jahe, ginseng, tembolok ayam, dan sisik trenggiling bagus untuk memperkuat daya tahan tubuh.
Sumber : Majalah Trubus On line
Selengkapnya...

Friday, April 15, 2011

Khasiat Sirsak #2: Kanker Prostat Stop dengan Daun Sirsak

Setiap kali berkemih, Sri Haryanto menahan nyeri yang luar biasa. Urine menetes perlahan seperti air keluar dari kran yang tersumbat.

Daun Sirsak

Kejadian itu menimpa Sri Haryanto pada malam hari. ‘Biasanya jam 9 malam saya mulai bolak-balik ke kamar mandi,’ kata Sri. Dalam semalam ia bisa 5 kali lebih ke kamar mandi. Ia tak tahan lagi menahan sakit, sehingga herbalis di Yogyakarta itu mendatangi rumahsakit terdekat untuk dikateter. Padahal, waktu sudah pukul 02.00 dinihari. Setelah dikateter, ia merasa lebih lega. Namun, keesokan malamnya urine masih tetap mampat.

Setelah 4 hari tak kunjung membaik, Sri memeriksakan diri ke dokter. Kelenjar prostatnya membengkak hingga 2,5 kali lipat ukurannya. Pembengkakan itu menutup saluran kemih. Sri menderita kanker prostat. Namun, karena usianya 70 tahun, dokter tidak memberikan pilihan lain selain terapi dengan sinar laser. Pemilik klinik Anugrah Agung itu agak ketar-ketir. ‘Dari buku yang saya baca, hanya 2 dari 10 orang yang berpeluang sukses menjalani terapi itu,’ kata Haryanto.

Setengah abad


Menurut Haryanto, kanker prostat itu buah dari kebiasaan menahan buang air kecil saat seminar dan acara lain. Kanker prostat cenderung menyerang pria di atas usia 50 tahun. Menurut data National Cancer Institute (NCI), Amerika Serikat, 70% pengidap kanker prostat berusia di atas 65 tahun.

Sebagian penderita tidak merasakan gejala serangan dan meninggal tanpa terapi. Sebagian lagi merasakan gejala antara lain susah berkemih, sering ingin berkemih pada malam hari, rasa sakit saat berkemih, serta rasa sakit di punggung bagian bawah, pinggang, dan paha atas. Data NCI terbaru menyebutkan pada 2010 ditemukan 217.730 penderita kanker prostat baru di Amerika Serikat, dan 32.050 di antaranya meninggal.

Selain menganjurkan terapi, dokter juga memberikan obat kepada Haryanto untuk konsumsi 3 kali sehari. Namun, Haryanto hanya menjalani terapi laser 2 kali dengan interval 3 bulan, masing-masing selama 1 jam. Bersamaan dengan itu, ia memilih mengonsumsi tanaman obat tradisional lantaran sudah terbiasa. Racikan jamu kunyit putih yang biasa ia berikan kepada pasien pun ia minum. Untuk diuretik alias melancarkan kemih, Sri mengonsumsi seduhan klembak berdosis 3 gram dengan air panas 3/4 gelas.

Yang istimewa, Sri menjadi rutin mengonsumsi jus buah sirsak. Sudah 10 tahun terakhir ia juga meresepkan sirsak – baik daun atau buah – kepada pasien kanker. Namun, perkenalannya pada sirsak untuk terapi pasien kanker terjadi jauh sebelum itu, tepatnya pada 1958. Ketika itu Haryanto masih bekerja sebagai perawat di sebuah rumahsakit swasta milik salah satu perusahaan ban. Salah seorang dokter yang bertugas di rumahsakit ketika itu berasal dari Jerman.

Dokter itu selalu menyarankan untuk memberikan jus buah-buahan tertentu pada pasien tergantung penyakit. Jus itu memang tidak serta-merta sebagai obat, tetapi sebagai makanan tambahan. Sebab, dokter tetap memberikan obat kimia. Itu mirip pasien demam berdarah yang mengonsumsi jus jambu biji Psidium guajava. Sementara para pasien bisul, infeksi, dan budukan menikmati jus sirsak.

Budukan yang dimaksud adalah semacam benjolan pada daging yang tak lain berupa tumor. Ketika itu istilah tumor atau kanker belum lazim. Dari pengalaman menjadi perawat dan beragam informasi terbaru tentang sirsak itulah Haryanto mulai meresepkan Annona muricata kepada pasiennya dan dirinya. Untuk pasien yang juga menderita diabetes, ia menganjurkan untuk mengonsumsi daun. Sedangkan untuk pasien lain, bisa memilih buah. Sebab, buah relatif manis dan kurang baik untuk penderita kencing manis.

Annomuricin

Bersamaan dengan menjalani terapi laser, Haryanto rutin mengonsumsi jus sirsak sebanyak 300 cc antara pukul 18.00 – 19.00 selama 3 bulan. ‘Harapannya, kandungan sirsak akan bereaksi saat malam hari,’ kata Haryanto. Menurut Sri, sirsak berkhasiat menguatkan stamina dan membuang racun dari dalam tubuh. Hasilnya, kanker di prostatnya mengempis dan ia sudah bisa berkemih dengan normal.

Herbalis lain di Yogyakarta, Lina Mardiana juga meresepkan daun dan buah sirsak untuk pasien kanker. Lina meresepkan daun dan buah sirsak secara turun-temurun dari ibunya sejak 1970-an.

Daun maupun buah sirsak terutama sebagai pengganti kemoterapi (maksimal kanker stadium3). Biasanya diberikan jika pasien tidak tahan kemoterapi, cirinya sudah 1 – 2 kali kemo tetapi badan lemah atau mual-mual.

Namun, tak jarang ada juga pasien yang tahan kemo dan daun sirsak diberikan bersama dengan terapi kemo. ‘Khasiat daun/buah sirsak itu untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker dan terutama meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ ujar Lina.

Pemanfaatan daun dan buah sirsak untuk membantu kesembuhan pasien kanker itu sejalan dengan beberapa penelitian. Salah satunya penelitian Prof Soelaksono Sastrodihardjo dari Institut Teknologi Bandung dan tim dari Purdue University, Amerika Serikat, yang membuktikan sirsak berkhasiat antikanker. Senyawa annomuricin E yang diisolasi dari daun sirsak itu memiliki efek sitotoksik pada beberapa sel kanker yang diuji termasuk sel PC-3 (karsinoma prostat). Area penghambatan senyawa kelompok acetogenin itu terhadap sel kanker prostat mencapai 2,28 x 10-1. (Tri Susanti)

Jus buah sirsak berkhasiat menguatkan stamina dan membuang racun dari dalam tubuh

Kanker menyebabkan pembengkakan kelenjar prostat yang dapat menutup/menghambat saluran kemih. Akibatnya sebagian penderita merasakan gejala susah berkemih

Sri Haryanto, kanker di prostat mengempis setelah menjalani terapi laser, meminum ramuan kunyit putih, dan rutin mengonsumsi jus buah sirsak

Sumber : Majalah Trubus Online

Selengkapnya...

Thursday, April 14, 2011

Khasiat Sirsak #1: Daun Sirsak vs Kemoterapi (Ribuan Kali Lebih Kuat)

Mengobati Kanker Serviks


‘Selamat ya, sudah hamil.’ Yanti Sumiati bertubi-tubi menerima ucapan itu dari rekan kerja, tetangga, dan saudara pada Mei 2010. Perutnya membesar. Banyak orang menerka ia hamil 5 bulan. Hati Yanti justru remuk‑redam. Sebab, bukan janin dalam kandungan, tetapi kanker serviks yang merenggut nyawa seorang perempuan setiap 4 menit.

Yanti Sumiati mengetahui kanker serviks itu ketika ia memeriksakan diri di sebuah klinik di Warungbuncit, Kotamadya Jakarta Selatan. Bagian bawah perut sakit, ‘Seperti ditusuk-tusuk, nyeri sekali,’ kata perempuan kelahiran Bogor, Jawa Barat, 20 Agustus 1978 itu. Rasa sakit menjalar ke kaki kiri. Kondisi itulah yang mendorong Yanti bergegas ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr Slamet Zaeny SpOG, pada 6 Mei 2010.

Dokter yang memindai Yanti menggeleng-gelengkan kepala. ‘Lihat di monitor, kankernya sebesar kepala bayi,’ kata dr Slamet Zaeny SpOG seperti diulangi oleh Yanti. Kadar CA – indikator adanya sel kanker – 113,39 U/ml; normal, kurang dari 35 U/ml. Sambil berbaring, ia memandangi layar pemindai. Dokter menyarankan Yanti menjalani operasi. Namun, anak ke-3 dari 6 bersaudara itu memilih jalan lain. Sebab, sebelum pemeriksaan itu pada April 2008 ia menjalani operasi untuk mengatasi kista.

Namun, 2 tahun berselang ia terserang kanker serviks. Gejala munculnya kista sama persis dengan kanker serviks itu. Perempuan 32 tahun itu memilih pengobatan herbal. Ia mendatangi herbalis dan diberi 3 jenis herba dalam kapsul untuk sebulan. Sayang, Yanti yang membayar Rp9-juta tak mengetahui jenis tanaman obat yang ia konsumsi.

Batal operasi

Yanti disiplin mengonsumsi 3 kapsul herba itu 3 kali sehari. Namun, tanda-tanda kesembuhan tak kunjung muncul. Malahan perut kian membesar dan nafsu makan hilang. Warga Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasarminggu, Jakarta Selatan, itu juga mengalami insomnia dan merasa serbasalah: miring ke kiri sel kanker yang membesar ikut ke kiri, ke kanan, turut ke kanan. Keadaan itu menyebabkan Yanti memutuskan untuk menjalani operasi pada 10 Agustus 2010.

Sehari sebelumnya, ia menemui kedua orangtuanya di Ciampea, Kabupaten Bogor. Ketika itulah Yanti berjumpa dengan tetangganya, pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS. Zuhud mempunyai informasi tentang khasiat daun sirsak dari beberapa hasil penelitian di mancanegara. Guru besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor itu menyarankan agar Yanti mengonsumsi daun sirsak. Keesokan harinya, Yanti membatalkan operasi dan merebus 10 lembar daun sirsak segar dalam 3 gelas air hingga mendidih.

Setelah rebusan dingin, ia meminumnya. Frekuensi 3 kali sehari masing-masing segelas. Istri Fery Firmansyah itu juga menyantap daging buah sirsak sekali sehari. Ia memotong 4 bagian buah berukuran sedang, bobot 6 – 7 ons. Sepotong buah Annona muricata cukup untuk sehari. Pada 24 Agustus 2010, ia kaget bukan kepalang ketika mudah menarik risleting dan mengancingkan celana. Semula bukan hal gampang untuk mengenakan celana akibat perut yang kian membesar. Ia benar-benar baru sadar bahwa perut mengempis.

Pagi itu ia mencoba tidur, tetapi perutnya tanpa gelambir seperti sebelumnya. Ia miring ke kiri dan ke kanan beberapa kali, tetapi tak ada gumpalan dalam perut yang mengikuti gerakan seperti sebelumnya. ‘Saya menangis karena saking senangnya,’ kata perempuan yang menikah pada 2007 itu. Sembuh? Begitulah dugaan Yanti. Sebulan berselang ia menemui dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Hasil pemindaian menunjukkan tak ada lagi berjalan di serviks.

Menurut dokter sekaligus herbalis di Jakarta Timur, dr Willie Japaries MARS, hilangnya sel kanker dari serviks Yanti dapat melalui berbagai jalan seperti luruh bersama urine atau feses. Namun, menurut Yanti selama 14 hari konsumsi daun dan buah sirsak hingga perut mengempis, tak ada perubahan warna atau bentuk feses dan urine. Japaries mengatakan cara lain detoksifikasi adalah melalui keringat.

‘Pikiran saya lepas. Saya senang banget,’ katanya dengan wajah berbinar. Setelah perutnya mengempis, Yanti lahap setiap kali makan sehingga tubuh kian segar. Insomnia juga sirna sehingga kini ia bisa tidur nyenyak. Meski begitu hingga kini ia tetap mengonsumsi segelas rebusan daun sirsak sekali sehari.

10.000 kali

Perubahan kondisi perut yang semula seperti perempuan hamil lalu mengempis hanya dalam 2 pekan itu sangat cepat. Semula Zuhud memprediksi, perubahan itu baru tercapai setelah 3 bulan Yanti rutin mengonsumsi daun kerabat srikaya itu. Prediksi 90 hari itu berdasarkan informasi yang ia peroleh di internet.

Yanti Sumiati bukan satu-satunya yang merasakan khasiat daun anggota famili Annonaceae. Contoh lain, Sri Haryanto di Yogyakarta yang mengidap kanker prostat dan Yulisnawati (kanker payudara di Palembang, Sumatera Selatan).

Dokter juga menyarankan operasi pada Yulisnawati. Namun, ia lebih memilih mengonsumsi rebusan segelas daun sirsak 3 kali sehari. Dua bulan berselang, kondisi kesehatannya kian membaik. Yulisnawati belum mengecek ulang kondisi kanker. Pada kasus Haryanto, dokter tak menyarankan operasi karena usia pasien lanjut, 70 tahun. Haryanto yang juga herbalis itu mengonsumsi jus buah sirsak (baca: Sirsak Stop Kanker Prostat, halaman 18)

Selain ke-3 jenis kanker – serviks, payudara, dan prostat, daun sirsak juga terbukti secara ilmiah mengatasi antara lain kanker paru-paru, ginjal, pankreas, dan usus besar. Begitulah hasil riset peneliti di Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, Jerry L McLaughlin. Peneliti yang memperoleh daun sirsak dari Garut, Jawa Barat, itu membuktikan bahwa daun Annona muricata manjur mengatasi 7 sel kanker. Daun sirsak yang selama ini terabaikan itu ternyata mujarab mengganyang sel kanker.

Ada apa di balik itu? Peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD yang meriset daun sirsak bersama Jerry L McLaughlin menemukan senyawa aktif acetogenins. Mereka melakukan uji praklinis dengan memanfaatkan beragam sel kanker seperti sel kanker paru-paru dan pankreas. ‘Tujuan penelitian, mengembangkan ilmu pengobatan untuk mengatasi kanker,’ kata doktor Biologi alumnus Champaign Urbane University, Amerika Serikat, itu.

Acetogenins menghambat ATP kanker

‘Acetogenins menghambat ATP (adenosina trifosfat, red). ATP sumber energi di dalam tubuh. Sel kanker membutuhkan banyak energi sehingga membutuhkan banyak ATP,’ kata Sastrodihardjo. Acetogenins masuk dan menempel di reseptor dinding sel dan merusak ATP di dinding mitokondria. Dampaknya produksi energi di dalam sel kanker pun berhenti dan akhirnya sel kanker mati. Hebatnya acetogenins sangat selektif, hanya menyerang sel kanker yang memiliki kelebihan ATP. Senyawa itu tak menyerang sel-sel lain yang normal di dalam tubuh. ‘Acetogenins mengganggu peredaran sel kanker dengan cara mengurangi jumlah ATP. Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak dianggap selektif dan hanya memilih sel kanker untuk diserang,’ kata Sastrodihardjo.

Bukan hanya selektif, acetogenins juga dahsyat! The Journal of Natural Product membeberkan riset Rieser MJ, Fang XP, dan McLaughlin, peneliti di AgrEvo Research Center, Carolina Utara, Amerika Serikat, bahwa daun sirsak membunuh sel-sel kanker usus besar hingga 10.000 kali lebih kuat dibanding adriamycin dan kemoterapi.

Adriamycin yang mempunyai nama generik doxorubicin merupakan obat untuk mengatasi berbagai jenis kanker seperti leukemia, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker pankreas. Sedangkan kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memasukkan zat atau obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.

Menurut peneliti di Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gadjah Mada (CCRC–UGM), Nur Qumara Fitriyah, riset McLaughlin menunjukkan dengan dosis kecil saja, daun sirsak efektif memberangus sel kanker. Berdasarkan riset McLaughlin ED50 ekstrak kasar daun sirsak < 20 µg/ml, sedangkan ED50 senyawa murni cuma < 4 µg/ml. Artinya dengan dosis rebusan 10 – 15 daun sirsak masih aman dikonsumsi. Tren sirsak Menurut Ervizal AM Zuhud penelitian sirsak sempat ditutupi-tutupi selama 10 tahun karena ‘mengancam’ kelangsungan hidup kemoterapi dan industri kimia. Apalagi harga sirsak murah. Hasil penelitian itu, ‘Baru tersebar setelah keluarga dari seorang peneliti mengidap kanker dan mempublikasikan di dunia maya,’ kata kepala Bagian Konservasi dan Keanekaragaman Tanaman, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, itu. Berbagai lembaga riset di tanahair juga mulai menguak rahasia daun sirsak dan kerabatnya. Sekadar menyebut contoh, periset di Pusat Studi Biofarmaka IPB, Prof Dr Latifah K Darusman, hingga kini meriset komponen kimia yang dominan di daun sirsak. Sedangkan peneliti di Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Sismindari, meriset khasiat biji dan daun srikaya yang kaya ribosome inactivating protein (RIP). ‘RIP mampu merusak sintesis protein pada sel yang sedang tumbuh sehingga mati,’ kata Sismindari. Konsumsi daun sirsak bukan hanya untuk para pasien, tetapi juga baik bagi orang sehat. Menurut Ervizal AM Zuhud, kasiat daun sirsak bagi orang sehat, ‘Menambah kekebalan tubuh dan mencegah asam urat. Bagi pria, daun sirsak menambah jumlah dan memperkuat sperma.’ Di Indonesia kini para dokter dan herbalis meresepkan daun sirsak kepada para pasien. Ada yang meresepkan secara tunggal – hanya daun sirsak, tetapi ada pula yang meracik kombinasi daun sirsak dengan herbal lain seperti rimpang temuputih dan sambiloto. Mereka meresepkan daun sirsak antara lain untuk mengatasi beragam kanker. Herbalis di Yogyakarta, Lina Mardiana meresepkan daun atau buah sirsak terutama sebagai pengganti kemoterapi pada pasien kanker. ‘Khasiat daun atau buah sirsak itu untuk mengeliminasi radikal bebas, mengeringkan sel kanker, menyembuhkan peradangan di dalam tubuh, dan terutama meningkatkan stamina pasien agar tubuh tidak lemah,’ kata Lina Mardiana. Para dokter dan herbalis seperti Valentina Indrajati di Bogor, Jawa Barat, memilih daun yang sedang – tak terlalu tua dan tak terlampau muda. Dari pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6. Dari pucuk, kira-kira daun di baris ke-4 hingga ke-6. Para herbalis meresepkan daun sirsak bukan melulu untuk mengatasi sel kanker. Herbalis di Gegerkalong, Kotamadya Bandung, Jawa Barat, H Sarah Kriswanty, misalnya, meresepkan daun sirsak untuk mengatasi bronkhitis dan kejang. Sedangkan Lina Mardiana meresepkan daun sirsak untuk pasien yang menderita peradangan, misalnya radang tenggorokan, usus, pencernaan, ambeien (baca: Sentosa Karena Graviola halaman 24). Menurut dr Willie Japaries MARS yang juga meresepkan daun sirsak, daun Annona muricata bersifat netral sehingga sesuai untuk mengatasi beragam jenis kanker. Herbalis lain yang juga meresepkan daun sirsak antara lain dr Prapti Utami di Jakarta Selatan dan Maria Andjarwati (Kelapagading, Jakarta Utara. Para herbalis dan dokter itu sebagian besar meresepkan daun sirsak baru pada 2 – 4 tahun silam. Pada umumnya mereka tak meracik, tetapi pasien yang menyiapkan sendiri sejak pencarian daun hingga merebus. Harap mafhum hingga saat ini di pasaran belum tersedia ekstraksi daun sirsak dalam kapsul seperti kapsul bermerek Graviola yang beredar di mancanegara. Oleh karena itu, mereka mempersiapkan sendiri. Pasien yang belum memiliki pohon biasanya membeli bibit sirsak. Dampaknya permintaan bibit juga meningkat. Produsen bibit buah-buahan di Pontianak, Kalimantan Barat, Simbul Haryadi mengatakan permintaan bibit sirsak pada September 2010 mencapai 400 bibit. Padahal, biasanya hanya 10 bibit per bulan. ‘Stok bibit di kebun sampai habis, sekarang saya sedang memperbanyak lagi,’ kata Haryadi. Begitu juga permintaan di nurseri Tebuwulung milik Eddy Soesanto di Cijantung, Jakarta Timur, yang mencapai 600 – 700 bibit per bulan. Lonjakan permintaan signifikan itu terjadi dalam 4 bulan terakhir. Produsen bibit buah di Bogor, Jawa Barat, Syahril sama juga. Permintaan bibit durian belanda itu fantastis, sejak Agustus 2010 mencapai 3.000 – 5.000 tanaman per bulan; sebelumnya, 500 bibit per bulan. Harga bibit setinggi 40 – 50 cm di berbagai penangkar Rp20.000 – Rp30.000. Menurut para penangkar tingginya permintaan bibit sirsak berkaitan dengan pemanfaatan daun atau buah sebagai obat tradisional. Benar kata Yeni Sumarni yang juga mengonsumsi daun sirsak, ‘Obat kanker itu ternyata murah meriah, kita tak perlu mengeluarkan uang jutaan rupiah.’ (Sardi Duryatmo/Peliput: Endah Kurnia Wirawati, Lastioro Anmi Tambunan, & Tri Susanti) Penawar Agar-agar Agar-agar sebagai penawar Pada hari pertama konsumsi rebusan daun sirsak, Yanti Sumiati tak merasakan perubahan berarti. Baru pada hari ke-2, ia berkeringat dingin. Bagian punggung panas sekali. Ia menggigil. Selain itu perut juga perih. ‘Rasanya saya ingin menyilet perut sendiri dan melihat bagian dalam ada apa sih?’ kata perempuan 32 tahun itu mengenang. Pada hari ke-3 konsumsi, kejadian itu terulang lagi. Punggungnya malah kian panas sehingga Yanti berendam diri di bak mandi untuk meredakannya. Yulisnawati di Palembang, Sumatera Selatan, yang mengidap kanker payudara dan mengonsumsi daun sirsak mengalami hal sama. Ia merasakan panas dan nyeri di bagian payudara. Herbalis di Bogor, Jawa Barat, Valentina Indrajati (46 tahun), menemukan fakta serupa. Banyak pasiennya yang menghubungi Valentina pada hari ke-2 atau ke-3 pascakonsumsi daun sirsak. Mereka mengeluhkan panas dingin seperti keluhan Yanti. ‘Tapi tak semua pasien begitu, pada umumnya pasien-pasien kanker,’ kata herbalis yang meresepkan daun sirsak sejak 2006 itu. Pasien nonkanker tak menghadapi keluhan seperti itu. Menurut pendiri Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ervizal AM Zuhud MS, tubuh panas dingin merupakan indikasi obat sedang bereaksi. Oleh karena itu ia menyarankan agar pasien meneruskan konsumsi daun sirsak. Pada hari ke-3 hingga kini, gejala seperti itu tak pernah muncul. Herbalis lain, Lina Mardiana juga mendapat laporan serupa dari para pasien. Untuk mengatasi hal itu, Mardiana menyarankan agar mereka merebus agar-agar hingga mendidih dan meminumnya ketika dingin. Panas dingin itu hanya berlangsung 2 hari. Pada hari-hari berikutnya pasien akan merasa nyaman. (Sardi Duryatmo)

Subhanallah…Maka benarlah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, beliau memerintahkan untuk berobat dan berupaya mencari kesembuhan serta tidak berputus asa dari kesembuhan atas suatu penyakit.
Perhatikan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam berikut:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ, فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ “Setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang tepat dalam melakukan pengobatan suatu penyakit, maka dengan izin Allah azza wa jalla dia akan sembuh” (HR. Muslim no.2204 dalam kitab as-Salaam)
Nabi juga pernah bersabda: ماَ أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً
“Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia turunkan penyembuh untuknya” (HR. Bukhori) Imam Ibnul Qayyim mengatakan: “Mengenai sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ‘setiap penyakit itu pasti ada obatnya’, sebagai upaya untuk memperkuat jiwa orang yang sakit sekaligus dokter yang menanganinya. Beliau memerintahkan untuk menyelidiki serta mencari obat tersebut. Sebab, orang yang sakit jika menyadari ada obat yang dapat menghilangkan penyakit yang dideritanya itu, maka hatinya akan menggantungkan harapan pada kesembuhan dan sirnalah keputusasaan. Hingga akhirnya terbuka baginya pintu harapan. Jika jiwanya kuat, maka akan bangkitlah pula semangat instingnya, dan itulah yang menjadi sebab bagi munculnya kekuatan jiwa hewani, nabati, dan alami. Jika jiwa telah menguat, maka menguat pula keseluruhan pula seluruh kekuatan yang menyangganya sehingga berhasil menundukkan dan mengusir penyakit. (Zaadul Ma’aad) Dan yakinilah bahwa Allah-lah yang menjadi penyembuh, karena Allah azza wa jalla yang menetapkan obat tersebut, sebagaimana hadits di atas, Allah yang menurunkan sebuah penyakit sebagai ujian bagi manusia dan sekaligus menurunkan obatnya sebagai kasih sayang terhadap hamba-hambanya yang beriman. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ
“Dan apabila aku sakit, Dia-lah Yang menyembuhkanku” (QS. Asy-Syu’araa’: 80)
sumber: Majalah Trubus Online, Nashirus Sunnah Blog

Selengkapnya...

sabily