Perlahan, tubuhku ditutupi tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka,
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...
Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat, rekan bisnis, atau orang-orang lain,
Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.
Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri,
disini, menunggu perhitungan ...
Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...
Tuhanku, (entah dari mana kekuatan itu datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika Kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika Kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...
Aku akan berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku,
(ilma95)
Tuesday, November 18, 2008
SEANDAINYA AKU DIMAKAMKAN HARI INI .....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Waduh... ga ngebayangin deh! sedang mikir tagihan, hehehe...
ReplyDelete*sejujurnya, puisinya menyentuh...
Mudah-mudahan kita termasuk orang yg khusnul khotimah
ReplyDeleteahhh terima kasih sudah diingatkan lagi
ReplyDeletesalam kenal pak.
EM
Mudah2an bila saat itu tiba, aku telah siap dengan bekal yang memadai utk bertemu dengan-Nya.
ReplyDeletememang sudah sepantasnya kita saling mengingatkan satu sama lain - terimakasih mas
kok aku merinding ya mbacanya...
ReplyDeletePUISIKA...
ReplyDeleteSetengah Puisi, Setengah Fisika...
Membuat saya tersadar bahwa semua ini bukam milik saya... salam kenal
ReplyDeletewah, saya belum bisa membayangkan betapa pedihnya seseorang yang sendirian berada di alam barzah, pak wahyu. mungkin hanya amal dan budah ibadah kita selama hidup di dunia yang bisa mengurangi beban derita di alam gelap itu.
ReplyDeleteJangan hari ini pak Wahyu, sekarang tanggal tua, baru tanggal 22. Sabar ya, betul jangan hari ini.
ReplyDeleteYang komentar di atas saya dapat saingan bikin puisi. Jangan sampe kalah guru Fisika sama guru Bahasa Indonesia.
Insya Allah mas saya siap di ambil yang kuasa dan ini sudah jadi kewajiban kita. bukanya hidup mati dan jodoh itu ketentuan beliau mas
ReplyDeletesalm kenal mas
Terimakasih semua comment yang masuk
ReplyDelete@mas AndyMSE di Solo, mas Soleh di Kudus, mbak Ikyu San di Jepang, mas khaeruddin syah di lahat, mas Abdee, pak Sawali di KEndal, Mr Gelandangan di Toraja, mas Deden : terima kasih semua, maaf, kita kan memang harus saling mengingatkan, jangan sampai kita dijemput sebelum kita mempersiapkannya. Kehidupan didunia adalah bekal untuk di akherat nanti
@Mr. Rochmaniac dan Mr Blog M, : ada ada saja, tapi panjenengan semua telah membikin dunia menjadi tertawa dan jauh dari kemurungan