Tuesday, June 30, 2009

HATI-HATI KIRIM SMS ....

Seorang teman mengaku sangat terganggu. Sebelumnya, dalam sehari dia menerima tiga sampai lima pesan pendek di telpon genggamnya. Belakangan jumlahnya semakin banyak. Sebagian kecil pengiriman pesan pendek itu dikenal, namun sebagian besar tidak dikenal .
Teman itu berkata: apakah seperti ini demokrasi, setiap orang bisa menyebarkan fitnah dan peremusuhan tanpa merasa bersalah apalagi betanggung jawab? Jika demokrasi adalah kebebasan menyebarluaskan fitnah dan permusuhan, maka demokrasi menjadi musuh bagi etika dan bahkan juga bagi agama.

Dia bercerita berbagai pesan pendek itu berisikan hasutan untuk tidak memilih salah satu pasangan calon prresiden, diantaranya karena alasan agama. Ada juga tentang berbagai musibah, di antaranya tsunami. Menurut pengirim pesan pendek itu karena Allah murka dengan calon presiden trsebut.

Pengiriman pesan pepndek itu,yang membuat teman ini sangat gusar, justru mereka yang memahami Surah Al-Hujarat. Surah yang ditujukan kepada orang–orang beriman agar melakukan tabayyun (cek dan ricek) apabila mendenagar suatu berita yang belum di pastikan kebenarannya.

Teman itu dapat memahami jika pesan pendek tersebut merupakan serangan terhadap visi, misi, dan rekam jejak capres – cawapres jika disertai bukti-bukti. Baginya mengkritisi visi, misi, dan jajak rekam para capres justru menjadi tuntunan kepada calon pemilih sebelum menentukan pilihannya. Setiap calon harus siap dibuka rekam jejaknya–agar tidak membeli kucing dalam karung-meski sebaik-baiknya adalah tidak membuka aib seseorang.

Begitulah yang terjadi menjelang pilpres ini. Mereka menyebar kabar yang diperoleh dari sumber yang tidak jelas asal-usulnya, bukan dari sumber primer. Meraka menyambung satu dengan yang lainnya, mencocokan satu dengan yang lainnya. Dari situ, mereka membuat kesimpulan. Kemudian mereka berkata bahwa kesimppulan tersebut benar, karena itu harus disebarkan.

Bukan politik yang membawa orang salah jalan. Melainkan hatilah yang menjadi sopirnya. Apabila politik dijalankan denagan hati bersih, maka ia akan menjadi mata air yang membersihkan. Namun ketika politik dijalankan dengan hati yang kotor, maka ia tidak saja menjadi air keruh, tetapi juga membahayakan . Berbagai bibit ada di situ . Maka, fitnah dan penyesatan menjadi sesuatu yang normal bahkan keharusan.

Maka berhentilah menyebarkan fitnah. Berhentilah menghasut. Jalaludin Rumi (1207-1273) berkata bahwa manusia dalam hidupnya banyak sekali menanam pohon berduri dalam hatinya.

Kini segeralah berbenah , kembalilah kepada hati bersih . Tebang pohon – pohon penyakit hati itu sebelum ia menjadi besar dan akarnya menghujam, melingkar, dan kemudian ia akan membusuk dalam diri.

Jadi, tabayyun-lah sebelum menyebarluaskan sesuatu yang diragukan kebenarannya. Bukankah agama memerintahkan hal itu? .::.

Disalin kembali dari Republika, Resonansi, tulisan: Asro Kamal Rokan, dengan perubahan judul.
Selengkapnya...

Thursday, June 25, 2009

Nenek Moyang Orang Eropa Ternyata Kanibal


ATAPUERCA, KOMPAS.com — Tulang-belulang dari manusia pertama atau nenek moyang manusia Eropa yang ditemukan di satu situs arkeologi di Spanyol utara mengungkapkan, orang-orang prasejarah ini ternyata kanibal (pemakan manusia), terutama daging anak-anak.

"Kami yakin mereka mempraktikkan kanibalisme," kata Jose Maria Bermudez de Castro, salah seorang direktur pada proyek Atapuerca, yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO seperti dilansir AFP, Rabu (24/6).

Pengkajian atas tulang-belulang itu mengungkapkan, mereka mempraktikkan kanibalisme dengan memakan kalangan mereka sendiri dan bukan bagian dari ritual. Mereka memakan musuh-musuhnya setelah membunuh mereka, terutama anak-anak dan anak-anak remaja. "Ini adalah kasus kanibalisme pertama yang didokumentasi dengan baik dalam sejarah kemanusiaan, namun ini bukan yang tertua," katanya.

Tulang-belulang purba itu ditemukan di gua-gua yang sudah terpecah-pecah, patah, berantakan, bercampur dengan tulang-belulang hewan-hewan lainnya, seperti kuda, rusa, rusa kutub, semua jenis binatang hasil buruan` yang dimakan oleh manusia. "Ini memberikan kami dugaan bahwa kanibalisme ini merupakan gastronomi, bukan sebagai ritual," kata de Castro.

Gua-gua Atapuerca pertama kali ditemukan pada abad ke-19, ketika satu terowongan diledakkan melewati gunung untuk pembangunan jalur kereta api. "Namun pada saat itu di Spanyol belum ada cukup pengetahuan untuk memulai riset," kata direktur lainnya, Eudald Carbonell.

Penggalian pertama belum dilakukan sampai tahun 1978, baru kemudian pada 1984, peneliti menemukan 150 tulang-belulang manusia. Pada 1992 mereka menemukan lagi satu tulang-belulang utuh dan dua tahun kemudian menemukan kembali tulang-belulang dari masa lebih kurang 800.000 tahun lalu.

Tulang-belulang itu diduga sebagai manusia pertama Eropa yang dikenal sebagai Homo Antecessor atau perintis atau explorer dalam bahasa Latin. Homo antecessor, yang hidup sebelum manusia Neanderthals dan Homo Sapiens, diduga datang ke gua Atapurca setelah bermigrasi lama dari Afrika melewati Timur Tengah, Italia utara, kemudian Perancis.

"Tempat-tempat itu adalah situs yang bagus untuk dijadikan permukiman manusia, pada pertemuan dua sungai dengan iklim yang nyaman serta kaya dengan flora dan fauna," kata de Castro. Mereka menemukan air dan makanan dengan berburu beruang, kuda, rusa yang berarti mereka tidak mempraktikkan kanibalisme karena kekurangan pangan, melainkan karena gemar memakan daging manusia. "Aspek yang menarik lainnya adalah bahwa sebagian besar dari 11 individu yang kami identifikasi sebagai korban adalah anak-anak atau remaja," lanjutnya.

Atapuerca terletak di ujung Eurasia dan menjadi tempat berkembangnya Homo antecessor. Selagi berburu, mereka membuat peralatan karena saat itu wilayah tersebut adalah hutan lebat, kayu-kayuan, pohon sarangan dan semak belukar, dan juga banyak dihuni binatang, seperti beruang, harimau, dan serigala.

ONO
Sumber : Ant Selengkapnya...

sabily