Akhir-akhir ini banyak isu beredar mengenai penggunaan aspartame ini dengan membawa nama Badan POM. Untuk menyikapi hal ini Badan POM pada tanggal 12 Juli 2006 yang lalu melalui Kepala Biro Hukum dan Humas sudah mengeluarkan surat bantahan mengenai hal tersebut, yang kemudian disusul dengan SURAT - EDARAN Nomor : KH.00.01.234.084 tanggal 11 Agustus 2006 dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Dr. Husniah R. Thamrin Akib, MS, MKes, Sp.FK, Tentang Bantahan Pemberitaan Produk Makanan Yang Mengandung Pemanis Buatan.
Sejauh ini tidak ada pelarangan pengunaan aspartame dalam sediaan makanan, minuman, maupun supplemen asal sesuai dengan anjuran yang berlaku.
Kajian dalam ilmu yang mempelajari pencernaan manusia memperlihatkan bahwa aspartame dimetabolisme dan terurai secara cepat menjadi asam amino, asam aspartat, fenilalanin, dan metanol, sehingga dapat meningkatkan kadar fenilalanin dalam darah. Oleh karena itu pada label, perlu dicantumkan peringatan khusus bagi penderita fenilketonuria.
Untuk meningkatkan faktor keamanan dalam penggunaannya, FDA memberikan batas-batas pemakaian yang dianjurkan. Istilah yang dipakai adalah acceptable daily intake (ADI) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan. Ukuran yang dipergunakan adalah jumlah pemanis per kilogram berat badan per hari yang dapat dikonsumsi secara aman sepanjang hidupnya tanpa menimbulkan risiko. ADI adalah tingkat yang konservatif, yang umumnya menggambarkan jumlah 100 kali lebih kecil dibandingkan tingkat maksimal yang tidak memperlihatkan efek samping dalam penelitian binatang.
Jumlah yang sangat aman inipun hampir-hampir tidak mungkin terlampaui dalam pemakaian umum sehari-hari. Pada kenyataannya, jumlah yang kita konsumsi rata-rata hanya sekitar 10% dari ADI. Hal ini disebabkan oleh tingkat kemanisan yang tinggi dari pemanis-pemanis tersebut. Artinya, jumlah yang sedikit telah mampu memberikan rasa manis yang tinggi. POM mengijinkan aspartam sebagai pemanis buatan dengan ADI (Acceptable Daily Intake) sebanyak 40 mg/kg berat badan.
Penggunaan dalam jangka waktu yang lama dan efek sampingnya
Walaupun FDA sudah menyetujui aspartame (tahun 1981) sebagai pemanis buatan yang aman dikonsumsi, namun berbagai penelitian untuk memastikan keamanan aspartame ini masih terus dilakukan, dan sampai saat ini belum ada laporan penelitian yang didukung oleh data yang akurat menyatakan bahwa aspartame mempuyai efek samping berbahaya seperti yang diisukan akhir-akhir ini (FDA Statement, May 8, 2006)
Aspartame aman digunakan semua usia kecuali penderita PKU (phenylketonuria ), penderita kelainan ini biasanya sudah dideteksi sejak bayi.
Untuk menepis isu yang menghubungkan aspartame dengan kanker sebuah penelitian dilakukan terhadap manusia (bukan hewan/tikus) mengenai aspartame dan laporannya di beritakan 4 April 2006 dalam pertemuan American Association for Cancer Research. Penelitian besar ini menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Hasil penelitian ini memperbaiki anggapan tentang risiko buruk penggunaan aspartam, kata Michael Jacobson, pemimpin dari Center for Science in the Public Interest, dimana satu tahun yang lalu dikatakan bahwa bahaya aspartame bagi kesehatan dari hasil penelitian terhadap hewan tikus.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang aspartame dapat di lihat di Wikipedia
(referensi: Kalbe, Wikipedia)
Saturday, February 20, 2010
Aspartame ... , berbahayakah ???
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
pake aspartame emg manis bahkan untuk jumlah yang sama dapat memaniskan beratus2 kali lipat gula biasa. tapi meninggalkan rasa pahit di lidah.. hmmmmmm
ReplyDelete