Thursday, September 18, 2008

Muhasabah


Tidak terasa ibadah Ramadhan yang kita lakukan sudah berjalan 18 hari, kita tidak tahu seberapa persen amalan ibadah kita di bulan suci ini yang di terima. Apakah kita termasuk dalam rambu-rambu yg disampaikan Rasulullah yaitu yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja? Kembali kepada diri kita sendiri dalam mensikapi (baca:menikmati) jamuan di bulan ini).
Kadang merasa cuaca panas, pekerjaan yang berat, berbagai keluhan dan keluhan sempat terlontar entah secara lahir maupun hanya dalam batin saja.Padahal janji Allah di sepertiga yang kedua di bulan ini adalah merupakan bulan maghfiroh..... Kenapa diri kita lebih terminati dengan janji-janji lahiriyah, sedangkan dengan janji-janji yang berdimensi lain kita pandang, kita sambut dengan sebelah mata, bahkan mungkin dengan sebelah hati.
Semua kembali kepada iman kita masing-masing. Iman seseorang kadang memang naik turun. Tetapi sampai sejauh mana kita berusaha untuk meningkatkan iman kita sendiri, sudah puaskah dengan kondisi iman kita yang sekarang ini ?
Ibaratnya naik ke puncak gunung, langkah kita sudah sampai ke tengah. Namun sekedar instropeksi diri, benarkah kita sudah sampai tengah, atau justru kita turunkan lagi, hingga gunung itupun tak sempat kita raih. Hanya sebuah memori bahwa kita pernah mencoba naik namun tak sampai ke atas (padahal jamuan pesta yang dijanjikan itu ada dipuncak sana). Kita lihat di masyarakat, pada tanggal2 tengah ini jamaah tarawih sudah mulai berkurang, sebaliknya pertokoan tradisional ataupun supermarket mulai ramai dan semakin ramai menjelang lebaran nanti. Sangat kontradiktif ramadhan yang semula ramai menjadi semakin sepi. Hanya orang-orang yang sadar saja(didominasi orang-orang yang berumur)yang masih aktif meramaikan dan menikmati sajian Allah di bulan ini.
Apakah semua harus menunggu "berumur" baru kemudian ancang-ancang menyadari semua. Padahal kita tidak tahu, umur kita dibatasi sampai kapan. Semua sadar akan hal itu, namun kadang hanya sekedar obrolan-obrolan kosong tanpa berusaha merealisasi.

4 comments:

  1. postingan yang religius banget dan mencerahkan. semoga ramadhan tahun ini mampu menjadikan kita semua sebagai sosok muttaqien, amiin.

    ReplyDelete
  2. setiap kita selalu menginginkan derajat ketaqwaan kita kepada Sang pencipta semakin hari semakin bertambah tapi hanya sedikit dari kita yang berusaha untuk terus menerus menambah kualitas nya,dan kita termasuk yang mana hanya kita dan Tuhan saja yang tahu

    ReplyDelete
  3. Menurut kultum yang saya ikuti saat tarawih di LPMP, Allah sangat suka dengan masjid, tetapi sangat membenci pasar. Nah, realita di masyarakat kita, pada setengah akhir bulan puasa, masjid makin sepi, sedangkan pasar makin ramai. Maaf, tanpa mendahului kehendak Nya, tentu Allah sangat benci dengan keadaan ini. Jangan berharap dapat mencapai puncak gunung yang sudah menanti diatasnya segala kenikmatan yang jauh dari kenikmatan duniawi yang pernah kita lihat dan rasakan.
    Semoga kita, yang punya blog ini, yang nulis komentar di blog ini, yang selalu meninggalkan pesan di shoutbox ini, orang-orang tua kita, keluarga kita termasuk orang-orang yang dapat mencapai puncaknya Romadhon. Amiin.

    ReplyDelete
  4. mending pindah ke wordpress aja, mas. serasa naek BMW betulan... he he he

    ReplyDelete

Terimakasih anda telah berkomentar dengan santun ....

sabily