Tuesday, October 14, 2008

HAI ... AKU DAPAT FITRAH ...


Istilah "fitrah" mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Lebih-lebih disetiap akhir Ramadhan umat Islam diwajibkan membayar "zakat fitrah" (bagi yang mampu), sehingga setiap kali kita mendengar kata "fitrah", terkadang pikiran kita tertuju dengan "zakat fitrah".
Di setiap akhir Ramadhan menjelang Idul Fitri, istilah ini kembali melekat. Bagi sebagian besar masyarakat kita yang berniat mudik atau silaturahim ke sanak saudara banyak yang mempersiapkannya dengan sedemikian seksama. Dari oleh-oleh sampai menyiapkan uang kertas yang masih baru untuk dibagikan kepada sanak saudara ( keponakan atau cucu-cucu dari keluarganya). Dan hal tersebut mungkin juga sudah dinanti-nantikan di setiap tahunnya oleh anak-anak, di akhir Idul Fitri mereka pun asyik menghitung perolehan "fitrah"nya.
Ini merupakan budaya yang positip di masyarakat kita, namun sekiranya memungkinkan budaya ini bisa kita lestarikan di luar bulan-bulan tersebut. Dan juga pemberian itu tidak harus diberikan kepada sanak saudara kita. Bukankah terkadang masih ada yang lebih membutuhkan dibandingkan dengan sanak saudara kita?
Perlunya pemberian "fitrah" atau infaq atau sodaqoh semestinya dapat kita lakukan setiap saat, bukankah Allah berjanji dalam Al Qur'an "Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).(QS Al An'aam 160). Dia ayat yang lain "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS Al Baqarah 261)

Dari ayat di atas, "fitrah" atau infaq atau sodaqoh bukan lagi sebagai budaya atau tradisi, tapi itu adalah kebutuhan bagi kita untuk persiapan bekal "mudik" yang abadi.
Wallahu a'lam

17 comments:

  1. i think you add more info about it.

    ReplyDelete
  2. what happened to the other one?

    ReplyDelete
  3. when will you go online?

    ReplyDelete
  4. im your favorite reader here!

    ReplyDelete
  5. well its nice to know that you have great hits here.

    ReplyDelete
  6. ok. I found an information here that i want to look for.

    ReplyDelete
  7. setuju pak memang kita harus berbagi dari hasil yang kita peroleh, karena itulah cara islam mengankat ekonomi umat

    ReplyDelete
  8. semoga tetap jalan teruss ya pak bukan hanya di akhir bulan Ramadhan saja bila perlu setiap tanggal muda habis gajian

    ReplyDelete
  9. fitrah dari sisi bahassa sebenarnya bermakna suci. idul fitri, berarti kembali suci. *halah* berkaitan dengan zakat fitrah, dalam pandangan awam saya, memang dimaksukan untuk menyucikan, bukan mencucikan, hart dan kekayaan kita, sehingga mereka yang membutuhkan bisa ikut menikmatinya. harta jadi suci, halal, dan nyaman dunia akhirat. *walah, kok jadi sok tahu saya, haks*

    ReplyDelete

Terimakasih anda telah berkomentar dengan santun ....

sabily