Tuesday, February 24, 2009

BEREBUT ....

9 April 2009 rakyat Indonesia akan berjuang memilih wakil yang layak untuk mewakilinya. Hal ini butuh kecerdasan dan kecermatan, karena prosesi pen"centangan" yang kira2 membutuhkan waktu kurang dari semenit itu akan berakibat panjang untuk 5 tahun kedepan. Sesuai harapankah wakil-wakil pilihannya ???
Ada sebuah cerita menarik di masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, gubernur Irak Adi bin Arthah mempertemukan antara Iyas dan Al Qosim. Beliau berkata, "Amirul Mukminin memintaku untuk mengangkat salah satu dari kalian sebagai kepala pengadilan Bashrah. Bagaimana pendapat anda berdua ?".Masing-masing mengatakan bahwa rekannyalah yang lebih utama. Iyas menganggap Al Qosim lebih utama, sedangkan Al Qosim memandang bahwa Iyas lebih layak menduduki jabatan itu.Adi berkata, "Kalian tidak boleh keluar dari sini sebelum kalian memutuskannya." Iyas berkata,"Wahai Amir, Anda bisa menanyakan tentang saya dan Al Qosim kepada dua fuqaha Irak ternama, yaitu Hasan Al Bashri dan Muhammad bin Sirin, karena keduanyalah yang paling mampu membedakan antara kami berdua."Iyas mengatakan seperti itu karena tahu, bahwa Al Qosim adalah murid dari kedua ulama tersebut, sedangkan Iyas sendiri tidak punya hubungan secara langsung dengan mereka.
Al Qosim memahami siasat Iyas utnuk menghindar dari jabatan itu, kalau pemimpin Irak itu bermusyawarah dengan kedua ulama tersebut, tentulah mereka akan memilih dia(Al Qosim) dan bukan memilih Iyas. Maka dia segera menoleh kepada Adi dan berkata,"wahai Amir, janganlah anda menanyakan perihalku kepada siapapun. demi Allah yang tiada Illah selain Dia, Iyas lebih mengerti tentang agama Allah daripada aku dan ia lebih mampu untuk menjadi hakim. Bila aku bohong dalam sumpahku ini, maka tidak patut anda memilihku, karena berarti memberikan jabatan kepada orang yang ada cacatnya. Bila sumpahku benar, Anda tidak boleh mengutamakan orang yang lebihh rendah, sedangkan disini ada yang lebih utama(yakni Iyas)."
Iyas berpaling kepada Amir dan berkata,"Wahai Amir, anda memanggil orang untuk dijadikan hakim. Ibaratnya Anda meletakkan dia di tepi jahannam, lalu orang itu hendak menyelamatkan dirinya dengan sumpah palsu, yang dia bisa meminta ampun kepada Allah dengan beristighfar kepadNya, dan selamatlah ia dan apa yang ditakutinya."Maka Adi berkata kepada Iyas,"Orang yang berpandangan seperti dirimu inilah yang layak utnuk menjadi hakim." Lalu diangkatlah Iyas sebagai
qadhi di Bashrah. (source : Ar-risalah)

4 comments:

  1. Susah juga bang, kalo misale wakil kita di legislatif tidak dominan, gak bakal ada perubahan.
    Semoga, wakil-2 kita bisa menyatukan visi dan misi, walo mereka berbeda partai.
    Makasih, dah link blog-ku
    Aku link back ya...
    Matur Suwun

    ReplyDelete
  2. saya hanya bisa berdoa, pak wahyu, semoga dalam pemilu 2009 nanti, kita dan semua rakyat di negeri ini ndak salah memilih wakil2nya yang akan duduk di kursi legislatif.

    ReplyDelete
  3. Seandainya pemimpin kita mempunyai sifat yang demikian, yakinlah keadilan di Negeri ini akan bisa ditegakkan

    ReplyDelete

Terimakasih anda telah berkomentar dengan santun ....

sabily