Sunday, March 01, 2009

LAGI-LAGI SOAL PEMILU ...

Tanggal 9 April 2009 semakin dekat, waktu yang cuman tinggal beberapa hari itu menjadikan saat-saat seperti mau mengikuti ujian bagi sebagian besar Partai dan para Calegnya. Ada suatu cerita yang semoga dapat dijadikan bahan instrospeksi bagi kita semua khususnya para Caleg dan bendera Partai yang dibawanya.
Disuatu daerah terpencil seorang nenek-nenek titip pesan terhadap salah satu Caleg partai tertentu yang silaturahim kesana. Maklum saat-saat seperti ini medan berat bukan menjadi masalah bagi para Caleg yang menginginkan dirinya dipilih oleh pembelinya. Nenek tadi bilang, "Pak, tolong kalau ke Jakarta mbok saya titip salam buat pak Presiden, dan sampaikan pesen saya.". "Pesen apa Nek," sahut Pak Caleg. "Tolong bilangin ke Pak Presiden bahwa Pemilu itu mestinya jangan 5 tahun sekali, tetapi buat 1 th sekali atau kalau mungin sebulan sekali.". " ?????????", Pak Caleg heran dan tertegun, buruan dia balik tanya " Lho kenapa Nek".
Si Nenek tidak sabar segera menjawab, " Soalnya begini Pak Caleg, saat-saat seperti ini menjelang Pemilu, banyaaaak sekali orang yang "baik hati", bagi sembako, bagi kaos, memperbaiki jalan. Sayang kan kalau cuma 5 th sekali". Pak Caleg pun manggut-manggut.
Memeng bener itu suatu realita di lapangan. Pemberian sangat mungkin dengan pamrih yang cuma satu, yaitu nama dia, nama partainya akan dicentang (v) oleh orang2 yang diberinya.
Kembali kepada masyarakat, dituntut kecerdasannya untuk memilih wakil yang tanpa pamrih, yang peduli tidak pada saat menjelang pemilu saja, tetapi 5 tahun bener2 memperhatikan nasib dirinya, nasib bangsa ini. Memang, saat seperti ini, Partai dan calegnya berebut pengaruh, saling meninggikan atribut partainya, namun saat Pemilu berakhir, sepertinya mereka "amblas bumi". Namun diantara sekian banyak partai dan Caleg ... tentunya ada partai yang diidolakan dan konsisten. Taruhlah para caleg tersebut dianggap "jelek"(baca:kurang amanah), tetapi pasti ada yang terbaik diantara yang jelek-jelek. Mau tidak mau kita harus memilih, karena negara kita menggunakan sistem seperti itu. Jangan sampai kita tidak memilih, karena bisa jadi laju negara ini terhambat karena "orang-orang pilihan penentu kebijakan" bukanlah pilihan kita.

6 comments:

  1. Itulah politik pak Wahyu mereka berbuat sesuai keinginannya, jadi segala sesuatu berdasarkan kepentingan mereka sendiri sehingga niatan yang tulus dari hati itu jauh dari mungkin

    ReplyDelete
  2. Iya ya... kalau pas butuh rakyat mereka mendekat, giliran dibutuhkan pura-pura mikir rakyat (yang lain)... hhhh...

    ReplyDelete
  3. Itulah politik pak Wahyu mereka berbuat sesuai keinginannya, jadi segala sesuatu berdasarkan kepentingan mereka sendiri sehingga niatan yang tulus dari hati itu jauh dari mungkin.
    Iya ya... kalau pas butuh rakyat mereka mendekat, giliran dibutuhkan pura-pura mikir rakyat (yang lain)... hhhh...

    ReplyDelete
  4. saya juga heran, pak wahyu, kenapa para caleg setiap kali menjelang pemilu jadi gampang tersenyum dan dermawan, yak? padahal, selama ini mereka hanya duduk di atas puncak menara gading kekuasaan. yang pasti, rakyat juga semakin cerdas. kalau kebaikan menjelang pemilu tak diimbangi dg kinerja yang bagus, pasti para caleg itu juga akan merasakan imbas politik yang selama ini mereka tempuh.

    ReplyDelete
  5. Tanggal 9 April 2008 kan wis kliwat adoh Pak Wahyu...
    Saiki wis taun 2009 lho...

    ReplyDelete
  6. Jadi gimana? Milih atau milih untuk tidak milih? Hehehehe....

    ReplyDelete

Terimakasih anda telah berkomentar dengan santun ....

sabily