Friday, August 14, 2009

Kesadaran Kolektif

Di dalam kelas yang terbiasa curang, kejujuran akan disebut sebagi kesombongan hingga sangat sulit dilakukan. Tapi di kelas yang sadar akan arti kejujuran, kecurangan akan dipandang sebagai perbuatan memalukan. Jujur pun mudah diterapkan. Tinggal bersama keluarga atau lingkungan yang terbiasa berkata kasar dan jorok, susah untuk tidak kelepasan ikut-ikutan ngomong jorok. Tapi bersama orang-orang yang sadar bahwa akhlak mulia adalah sesuatu yang membuat manusia bernilai, berlaku sopan bukanlah hal yang sulit. Dan hidup di lingkungan yang terbiasa buang sampah sembarangan, berlaku bersih barangkali butuh pemaksaan diri, karena kebersihan akan dipandang sebagi idealisme yang merepotkan. Tapi di lingkungan yang sadar bahwa kebersihan adalah kebutuhan, bersih adalah suatu keharusan.
Dari contoh di atas, ada kesimpulan sederhana yang bisa ditarik. Yaitu, kebaikan akan lebih mudah dijalankan jika dilakukan secara bersama-sama. Berangkat dari kesadaran dan semangat yang sifatnya kolektif yang membentuk habitat utnuk kebaikan tersebut. Di dalamnya sebuah kebaikan akan menjadi sebuah kesepakatan tak tertulis yang harus dijalankan, Masing2 pribadi akan merasa ringan melaksanakannya karena orang2 disekitarnya mendukung, sadar dan seperti telah sepakat untuk melestarikannya.
Barangkali ini pula yang membuat ibadah shaum(puasa) terasa ringan bagi kita karena tinggal di negara berjuta muslim ini. Padahal shaum sebulan penuh itu bukan ibadah ringan. Jangankan orang dewasa, anak kecil saja banyak yang sukses menjalankan shaum sebulan penuh. Bandingkan dengan saudara kita yang minoritas disuatu negeri, shaum bukanlah amalan enteng.
Kita merasa ringan karena orang2 disekitar kita sadar karena mereka muslim dan sepakat bahwa Ramadhan haruslah dihormati. Makanya "tidak shaum" terkadang justru merepotkan dalam beberapa hal karena hampir semua orang melaksanakan shaum. Tak hanya itu kesadaran bersama seperti merasuk dan mewarnai semua yang ada disekitar kita. Menyebar hingga mampu merangsek dan menekan spirit2 jahat ahli maksiat yang mengajak kepada pelanggaran.
Dari sini kita sadari betapa pentingnya arti sebuah kesadaran bersama. Untuk itu jika kita ingin sebuah kebaikan menjadi ringan dalam pelaksanaannya, kita harus menyosialisasikan, mendakwakkan dan menyadarkan lingkungan akan urgensi kebaikan tersebut. Dan Ramadhan adalah waktu yang oaking tepat untuk memulainya. Bagaimana menurut anda ? (arrisalah)
lihat versi wordpressku???

2 comments:

  1. Mulai dari diri sendiri, baru ke orang lain disekitar kita, menuju kolektifitas

    ReplyDelete
  2. Puasa ramadhan lebih kecil godaannya, kadang kalau dipikir-pikir lebih berat puasa senin-kamis hanya saja waktunya lebih panjang. Menurut pendapat saya, kalau sudah ada niat godaan sebesar apapun pasti tidak menimbulkan masalah, malah memperkuat jiwa kita.

    Selamat menjalankan ibadah puasa. Selamat berjuang.

    ReplyDelete

Terimakasih anda telah berkomentar dengan santun ....

sabily